360 DEGREE FEEDBACK MODEL: AN ALTERNATIVE FOR EXECUTING A BETTER PERFORMANCE APPRAISAL SYSTEM
Abstract
Penilaian kinerja (performance appraisal) anggota organisasi adalah aktivitas wajib dan rutin dilakukan organisasi. Penilaian kinerja selain bertujuan mengendalikan aktivitas anggota agar efektif dan efisien dalam pencapaian target dan tujuan organisasi juga dimaksudkan untuk memberikan reward kepada anggota sesuai dengan kinerjanya.
Reward positif, misalnya promosi jabatan, diberikan kepada anggota ketika anggota mampu menunjukkan kinerja yang baik. Sedangkan reward negatif, misalnya demosi jabatan, skorsing, dan sebagainya diberikan kepada anggota ketika mereka tidak mampu menunjukkan kinerja yang baik. Akan tetapi, pada kenyataannya, banyak sekali praktik performance appraisal yang tidak memberikan arti apa-apa selain rasa sakit hati anggotanya (painfull appraisal) yang timbul akibat sistem penilaian yang tidak adil dan valid.
Artikel ini menyampaikan hal-hal yang menjadi sebab buruknya sistem penilaian kinerja model lama (disebut sebagai traditional system) ---seperti misalnya hallo effect, leniency effect, strickness errors, “similar to me” errors dan sebagainya--- dan mengusulkan penilaian kinerja model baru (yang disebut 360 degrees appraisal system). Model penilaian 360 derajat tidak hanya melibatkan atasan saja sebagai satu-satunya penilai kinerja (rater) akan tetapi juga melibatkan peers, subordinates,dan diri karyawan itu sendiri. Model 360 derajat ini dinilai lebih bermanfaat dan valid dalam memberikan rating kepada karyawan di samping diperolehnya umpan balik dari penilai.
Kata kunci: penilaian kinerja, model 360 derajat
Full Text:
PDF TextDOI: https://doi.org/10.37729/sjmb.v0i1.5
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.