ANALISIS BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT

Abstract

Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan dari kurikulum 2013. Kemampuan berpikir kritis matematis dalam pembelajaran matematika dapat dikembangkan melalui soal pemecahan masalah. Dalam memecahkan permasalahan matematika setiap peserta didik memiliki respon yang berbeda atau dikenal dengan adversity quotient (AQ). AQmemiliki tiga tipe yaitu climber, camper, dan quitter. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir kritis matematis dalam pemecahan masalah matematika yang ditinjau dari AQ. Data diambil melalui wawancara dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa climber mampu memahami permasalahan dan menuliskan informasi dalam kalimat soal (implementasi), mampu mengubungkan permasalahan dengan konsep (analisis), mampu menjelaskan strategi yang digunakan (evaluasi), dan mampu menarik kesimpulan (inferensi). Siswa camper mampu memahami permasalahan dan menuliskan informasi dalam kalimat matematika (implementasi), mampu menghubungkan permasalahan dengan konsep (analisis), namun dalam menyusun strategi kurang tepat (evaluasi) sehingga kesimpulan kurang tepat (inferensi). Sedangkan siswa quitter kurang mampu memahami permasalahan (implementasi), tidak mampu mengubungkan permasalahan dengan konsep (analisis), kurang mampu menjelaskan strategi yang digunakan (evaluasi), dan tidak menarik kesimpulan (inferensi).