WAJAH INDRAMAYU DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK “LELAKI YANG TUBUHNYA HABIS DIMAKAN IKAN-IKAN KECIL”

Tifani Kautsar, Arip Hidayat, Aan Anjasmara

Abstract


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran masyarakat pesisir Indramayu yang terdapat dalam cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis Dimakan Ikan-Ikan Kecil”. Penelitian ini menggabungkan analisis sruktural (tema, konflik social, dan latar) dan sosiologi sastra. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) tema dalam kumpulan cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis di Makan Ikan-Ikan Kecil” didominasi oleh persoalan tentang kehilangan yang dialami oleh tokoh yang berasal dari masyarakat pesisir Indramayu. Kehilangan yang dimaksud adalah kehilangan keluarga, harta benda, identitas dan budaya, dan lain-lain; 2) konflik yang terjadi dalam kumpulan cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis di Makan Ikan-Ikan Kecil” adalah konfli realis dan non realis. Konflik realis itu adalah konflik individu dengan dirinya sendiri, konflik individu dengan individu, dan konflik individu dengan kelompok. Konflik realis itu digerakkan oleh konflik non realis yang berasal dari suasana dan lingkungan. Kemiskinan, bencana, perbedaan kelas, praktik ijon, nilai-nilai tradisi dan kebudayaan mendorong tokoh untuk memiliki konflik dengan batin, individu, serta kelompok yang ada di lingkungannya; 3) latar tempat yang terdapat dalam cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis Dimakan Ikan-Ikan Kecil” berada di daerah pesisir Indramayu. Pesisir Indramayu itu terbagi atas beberapa daerah seperti Karangsong dan Limbangan, Kali Cimanuk, Pantai Purwa dan Desa Muara Angin. Latar lain adalah di bibir pantai, hutan bakau, rumah, guang, dll. Latar suasana didominasi oleh suasana sedih. Latar waktu didominasi oleh waktu sore/senja; 4) wajah Indramayu dalam kumpulan cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis Dimakan Ikan-Ikan Kecil” adalah wajah sedih dan muram. Wajah sedih dan muram itu ditunjukkan dengan banyaknya cerita pendek yang mengangkat tentang persoalan kehilangan, baik itu kehilangan keluarga, saudara, harta benda, identitas, kebudayaan, maupun nilai-nilai.

Kata Kunci        : Tema, Konflik, Latar, Wajah Indramayu, Cerita Pendek

 

ABSTRACT

This study aims to reveal the description of the Indramayu coastal community in the short story "Men whose bodies have been eaten by small fish". This research combines structural analysis (themes, social conflicts, and settings) and the sociology of literature. The research method used is descriptive qualitative with content analysis techniques. The results of this study are: 1) the theme in the collection of short stories "The Man whose Body Is Out of Eating Small Fish" is dominated by the problem of loss experienced by figures from the coastal communities of Indramayu. The loss in question is the loss of family, property, identity, and culture, etc .; 2) the conflict that occurred in the short story collection "The Man Who Was Consumed by Eating Small Fish" was a realist and non-realist conflict. Realist conflict is an individual conflict with himself, an individual conflict with an individual, and an individual conflict with a group. Realist conflicts are driven by non-realist conflicts originating from the atmosphere and the environment. Poverty, disasters, class differences, bonded labor practices, traditional and cultural values encourage leaders to have conflicts with their hearts, individuals, and groups in their environment; 3) the setting in the short story "The Man Who Was Eaten by Small Fish" is in the coastal area of Indramayu. The Indramayu coast is divided into several areas such as Karangsong and Limbangan, Cimanuk River, Purwa Beach and Muara Angin Village. Other settings are on the shoreline, mangrove forests, houses, gangs, etc. The atmosphere is dominated by a sad atmosphere. The time setting is dominated by evening/twilight; 4) Indramayu's face in a collection of short stories "The Man whose Body Was Eaten by Small Fish" is sad and gloomy. The sad and gloomy face is shown by the many short stories that raise the issue of loss, whether it is the loss of family, siblings, property, identity, culture, or values.

Keywords: Theme, Conflict, Background, Face of Indramayu, Short Story


Full Text:

PDF

References


Abrams, M.H. (1981). The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and Critical. Tradition. New York: Oxford University Press.

Aminuddin. (1987). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru

Andriyana, A. (2020). ANALISIS GANGGUAN FONOLOGI DAN VARIASI PELAFALAN FONEM /R/ PADA PENDERITA CADEL. Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia. https://doi.org/10.25134/fjpbsi.v16i2.2700

Anisah, Z. (2018). Realitas Kehidupan Islami dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar (Kajian Mimetik). Istawa: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 1-26.

Ardias, A. Y., Sumartini, S., & Mulyono, M. (2019). “Konflik Sosial dalam Novel Karena Aku Tak Buta” Karya Rendy Kuswanto. Jurnal Sastra Indonesia, 8(1).

Badudu, J.S. (1975). Sari Kesusastraan Indonesia. Bandung: Pustaka Prima

Coser, Lewis. (1956). The Function of Social Conflict. New York: Free Press.

Creswell, Jhon W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damono, Sapardi Djoko. (1983). Kesusastraan Indonesia Modern-Beberapa Catatan. Jakarta PT Gramedia

Darma Budi. (1983). Solilokui Kumpulan Esai Sastra. Jakarta : Gramedia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta : Depdikbud

Dwi. P. Handayani. (2017). Struktur Sosial dalam Cerpen Hitam Karya N.H. Dini (Sebuah Kajian Sosiologi Sastra). Jurnal Media Prestasi, Vol. 17 Nomor 1 2017. Hal. 74 -90

Eagleton, Terry. 2002. Marxisme dan Kritik Sastra. Yogyakarta: Sumbu Yogyakarta.

Effendi, S. (1982). Apresiasi Puisi. Jakarta : CV Tangga Mustika Alam

Emzir dan Saifur Rohman. (2016) Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Faruk. (2016). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Harjana, Andre. (1983). Kritik Sastra Sebuah Pengantar . Jakarta : Gramedia

Jassin H. B. (1977). Tifa Penyair dan Daerahnya. Jakarta : Gunung Agung

Jabrohim. 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jabrohim dkk. (Ed). 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

Karsono, O. M. F. (2013). Aplikasi Teori Mimesis Dalam Novel Tarian Setan Karangan Saddam Hussein.

Klarer, Mario. (2004). An Introduction to Literary Studies. London and New York: Routledge.

KS, Yudiono, Drs. (1986). Telaah Kritik Sastra Indonesia. Bandung : Angkasa

K. M Saini & Sumardjo Jakob. (1994). Apresiasi Kesusatraan Jakarta : Gramedia

Luxembung, Dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta.: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ratna, Nyoman Kutha. (2013). Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Semi, Atar. 1988. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa

Sugianto Mas, Aan. (2016). Kajian Prosa Fiksi dan Drama. Kuningan: PBSI-FKIP

Susan, Novri. (2009). Pengantar Sosiologi Konflik. Jakarta: Kencana.

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya

Wellek, Rene & Warren, Austin. (2014). Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia




DOI: https://doi.org/10.37729/btr.v8i1.6979

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Bahtera - Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra dan Budaya



Penerbit:

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Jl. KHA. Dahlan 3 Purworejo, Jawa Tengah, 54111
email: pbsi@umpwr.ac.id


Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.