Analisis Kohesi Gramatikal Pada Novel Geger Wong Ndekep Macan Karya Hari W. Soemoyo
Abstract
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1) Bentuk penanda kohesi gramatikal yang terdapat dalam novel Geger Wong Ndekep Macan Karya Hari W. Soemoyo. (2) Penggunaan bentuk penanda kohesi gramatikal dalam novel Geger Wong Ndekep Macan Karya Hari W. Soemoyo. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat yang terdapat dalam novel Geger Wong Ndekep Macan Karya Hari W. Soemoyo. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Geger Wong Ndekep Macan Karya Hari W. Soemoyo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak catat. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan menggunakan alat kertas pencatat data.Teknik analisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data terdapat penanda kohesi gramatikal dalam novel Geger Wong Ndekep Macan Karya Hari W. Soemoyo. Pada penelitian novel Geger Wong Ndekep Macan karya Hari W. Soemoyo, bentuk kohesi gramatikal yang ditemukan meliputi : (i) Pengacuan (referensi), pengacuan persona I tunggal terdiri atas inyong ‘saya’, persona II tunggal kowe ‘anda’, persona II tunggal lekat kanan –mu, persona II jamak panjenengan sedaya, persona III tunggal dheweke ‘ia’, persona III tunggal lekat kanan –nya, persona III tunggal lekat kiri de-‘di’, persona III jamak para juru warta ‘para wartawan’, demonstratif tempat dekat dengan penutur kene ‘sini’, tempat agak jauh dengan penutur kuwe, tempat jauh dengan penutur kana ‘sana’. tempat menuju secara eksplisit Dukuh Puncrit, waktu lampau rong minggu kepungkur ‘Dua minggu sebelumnya’, demonstratif waktu kini: saiki ‘sekarang’, waktu yang akan datang: Dina ngesuke ‘hari berikutnya’, waktu netral: Ba’da isa 'setelah isa', pengacuan komparatif: kaya ‘seperti’. (ii) Penyulihan (subtitusi), Subtitusi nominal: bekakas – blender, subtitusi verbal: gawean – ngramu, subtitusi frasal: nduwe ngelmu - kelewihan batin ,Subtitusi klausal: ketitisan indhange mbah reja - dhukun, (iii) Pelesapan (ellipsis), masyarakat gegerbuta dan (iv) Perangkaian (konjungsi). Penambahan (aditif): uga ‘juga’, waktu (temporal): sewise ‘sesudah’, cara sendayaran karo gramakan, urutan (sekuensial) banjur ‘kemudian’, pertentangan nanging ‘tetapi’, syarat nek ‘jika’, sebab-akibat (kasualitas) merga ‘karena’, kosesif senajan ‘walaupun’, kelebihan (eksesif) malah, pilihan (alternatif) utawa ‘atau’. Penggunaan bentuk kohesi gramatikal yang paling dominan adalah pengacuan persona III tunggal lekat kiri de- ‘di’, persona III tunggal dheweke ‘dia’, persona 1 tunggal inyong ‘saya’, pengacuan demonstratif dan perangkaian (konjungsi) penambahan (aditif). Sementara itu, penanda kohesi gramatikal yang paling minim yaitu perangkaian cara, dan penyulihan klausal.
Kata kunci: kohesi gramatikal, geger wong ndekep macan
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.