GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU TIKUS-TIKUS KANTOR, ASIK NGGAK ASIK, DAN 17 JULI 1996 KARYA IWAN FALS DAN SKENARIO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS XII
Abstract
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: bentuk dan makna bahasa kias yang terkandung dalam 3 (tiga) buah lirik lagu yang berjudul Tikus-Tikus Kantor, Asik Nggak Asik, dan17 Juli 1996 karya Iwan Fals, dan implementasi gaya bahasa kias dalam 3 (tiga) buah lirik lagu yang berjudul Tikus-Tikus Kantor, Asik Nggak Asik, dan17 Juli 1996 karya Iwan Fals dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada kelas XII SMA. Penelitian ini difokuskan pada aspek gaya bahasa, yakni gaya bahasa kias jenis metafora, yang meliputi bentuk dan makna bahasa kias yang terkandung dalam 3 (tiga) buah lirik lagu yang berjudul Tikus-Tikus Kantor, Asik Nggak Asik, dan17 Juli 1996 karya Iwan Fals dan skenario pembelajaran pada kelas XII SMA. Instrumen penelitin adalah penulis sendiri sebagai peneliti dengan alat bantu kartu data. Data penelitian adalah 3 buah lirik lagu Iwan Fals, yakni: bentuk dan makna bahasa kias yang terkandung dalam 3 (tiga) buah lirik lagu yang berjudul Tikus-Tikus Kantor, Asik Nggak Asik, dan17 Juli 1996 karya Iwan Fals. Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan metode analisis mengalir Miles dan Humberman. Hasil analisis data disajikan dengan metode informal. Hasil analisis berupa 27 gaya bahasa kias metafora dengan rincian, 15 data dalam lagu Tikus-Tikus Kantor, 9 data dalam lagu Asik Nggak Asik, dan 3 data dalam lagu 17 Juli 1996, skenario pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan media lagu yang berjudul Tikus-Tikus Kantor, Asik Nggak Asik, dan17 Juli 1996 karya Iwan Fals pada siswa kelas XII semester I SMA dengan kompetensi dasar 6.2 mengomentari pembacaan puisi baru tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual tipe problem bassed learning dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yakni pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), dan penutup. Guru memberikan salam dan memimpin doa dengan penuh religious, Guru memberikan contoh puisi dan meminta siswa untuk menafsirkan kata-kata dalam puisi tersebut agar dapat memahami tujuan yang ingin disampaikan penulis, Guru bersama-sama dengan siswa melakukan releksi pembelajaran, Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pembelajaran dengan disiplin.
Kata Kunci: gaya bahasa kias metafora, iwan fals, skenario pembelajaran.
Full Text:
PDF TextRefbacks
- There are currently no refbacks.
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.