Alih Fungsi Tradisi Begalan dalam Adat Perkawinan Banyumas (Studi Tentang Eksistensi Tradisi Begalan dalam Masyarakat Banyumas)

Andi Tri Fitroh Setiawan

Abstract


Abstrak : Penelitian ini bertujuan : 1) Mendeskripsikan proses atau pelaksanaan tradisi begalan dalam pernikahan adat Banyumasan. 2) Mendeskripsikan makna simbolik dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi begalan pada pernikahan adat Banyumasan. 3) Mendeskripsikan eksistensi atau perubahan-perubahan yang terjadi pada tradisi begalan dalam pernikahan adat Banyumasan masa dulu tahun 1978 dengan sekarang 2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu pemain begalan, dan informan lain yang mengetahui tentang tradisi begalan, sumber data sekunder berupa buku-buku, rekaman, foto-foto, video, serta referensi yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, teknik observasi non partisipan, dan teknik dokumentasi yang berupa catatan hasil wawancara, rekaman wawancara, foto-foto, video prosesi tradisi begalan dalam pernikahan adat Banyumasan. Instrumen yang digunakan adalah human intrument atau peneliti itu sendiri dan dibantu dengan video dan camera digital untuk menyimpan hasil penelitian. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, metode, dan teori. Teknik analisis data adalah data reduction, data display, dan data conclusion drawing (verivicasi). Penyajian data menggunakan teknik penyajian informal. Hasil penelitian ini adalah : 1) proses pelaksanaan tradisi begalan dalam adat pernikahan Banyumasan yang terdiri dari dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, 2) makna simbolik dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi begalan pada pernikahan adat Banyumas terdapat pada brenong kepang atau peralatan dapur yang dibawa oleh tokoh Surantani yang berupa ian, ilir, wangkring, cething, kusan, kalo, siwur, irus, tampah, sorok, centhong, ciri, muthu, kendhil, pari, pedhang wlira, sapu sada, kekeb, tebu, janur, godhong salam, godhong dadap sedangkan nilai-nilai yang terkandung adalah nilai pendidikan Ketuhanan (religius), nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan, 3) eksistensi tradisi begalan pada pernikahan adat Banyumasan pada masa dulu dengan sekarang yang berupa pemakaian ritual atau sesaji pada saat sebelum pelaksanaan begalan, urutan penyajian begalan, dan gendhing, tata rias, dan kostum yang digunakan.

Kata kunci : Begalan, foklor, masyarakat Banyumas


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.