Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Su tarmi

Abstract


Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) prosesi upacara Larungan yang dilakukan di desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap, (2) makna simbolik sesaji yang digunakan dalam selamatan upacara Larungan di desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap, (3) persepsi masyarakat terhadap upacara Larungan bagi masyarakat di desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu berupa hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber yang mengetahui mengenai tradisi Larungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu (1) observasi nonpartisipan, yaitu peneliti tidak turut ambil bagian dalam kegiatan yang diteliti, (2) wawancara semi tersetruktur, dan (3) dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan yaitu (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) Simpulan. Instrumen dalam penelitian ini yaitu alat tulis untuk mencatat hal-hal penting yang ditemukan dalam proses pengumpulan data dan wawancara, handphone untuk merekam wawancara, mengambil gambar dan membuat video. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, di dalam tradisi Larungan dimana peneliti memfokuskan pada (1) prosesi upacara tradisi Larungan yang meliputi tahap pra pelaksanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca pelaksanaan, (2) makna simbolik sesaji yang digunakan dalam acara tradisi Larungan meliputi: klambi gadung, kemben modhang dan alat kecantikan, kembang menyan, panggangan banyak, payung druang, tumpeng rasulan, tumpeng robyong, ingkung ayam, kupat lepet, giling pitu, gecok pitik, clancam terong, pisang (pisang raja ijo dan pisang raja bandung), jajan pasar, wedang (bening, teh, kopi, arang-arang kambang, setaman), becek (gulai) kambing dan sesaji tambahan (urapan rebung, so, kecambah dan pecak lele), (3) persepsi masyarakat desa Pagubugan Kulon masih banyak yang mendukung dengan adanya acara tradisi Larungan dari golongan pemangku adat, perangkat desa, masyarakat tua, dan golongan masyarakat biasa, pada golongan muda ada yang mendukung dan ada juga yang hanya menghormati saja, dan pada golongan priyayi menyatakan kurang setuju karena mereka beranggapan perbuatan tersebut adalah perbuatan syirik dan bertentangan dengan agama.

Kata kunci: kajian folklor, tradisi Larungan

 


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.