BENTUK DAN FUNGSI TRADISI MERDI DESA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT PADA TAHUN 1985 DAN 2012 DI DESA KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN (KAJIAN PERUBAHAN BUDAYA)

Suci Wulandari

Abstract


Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, (1) perubahan bentuk tradisi merdi desa pada tahun 1985 dan 2012 di Desa Karangsambung Kabupaten Kebumen; (2) makna simbolis sesaji dalam tradisi merdi desa di Desa Karangsambung Kabupaten Kebumen; (3) fungsi merdi desa terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Karangsambung Kabupaten Kebumen. Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan di Desa Krangsambung, waktu penelitian dimulai dari bulan Desember 2012 sampai Maret 2014. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah informan yang dianggap menguasai tentang tradisi merdi desa, sedangkan data dalam penelitian ini adalah informasi dari hasil wawancara dengan informan tradisi merdi desa. Instrumen penelitian menggunakan handphone untuk merekam dan kamera untuk mengambil gambar serta merekam. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif, meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) Perubahan bentuk tradisi merdi desa yang terjadi pada tahun 1985 dan 2012 yaitu sudah adanya pembentukan sistem organisasi, adanya pelaksanaan tahlilan, dan kendhuri di perempatan desa dengan perwakilan beberapa orang saja. Perubahan penggunaan sesaji yaitu hanya menggunakan lima sesaji pokok dalam prosesi tradisi merdi desa. (2) Makna simbolis sesaji dalam tradisi merdi desa sebagai wujud rasa syukur terhadap Allah Swt. atas hasil bumi yang didapat dan menjaga agar tanaman pertanian terhindar dari hama, dan untuk mempererat persatuan warga desa Karangsamung. Sesaji yang digunakan meliputi: kepala, darah, dan kaki kambing kendhit yang dibungkus dengan kain kafan, degan ijo, pisang raja, pisang ambon, kembang telon, uncet, wedang kopi, wedang teh, wedang jembawuk, wedang putih yang diberi daun tawa, jajan pasar, kecambah, kangkung, daging ayam, tempe, rokok, minyak duyung, kemenyan, pocong padi, beras kuning, air leri, kemenyan, bahan kinang, dan daun-daunan. (3) fungsi tradisi merdi desa terhadap kehidupan sosial masyarakat masih sama dan tidak mengalami perubahan, yaitu sebagai wujud rasa syukur masyarakat Karangsambung terhadap Allah Swt. atas hasil bumi yang diperoleh dan sebagai sarana pemersatu antar warga masyarakat Karangsambung.

 

 

 

Kata Kunci: Bentuk, fungsi, merdi desa


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.